Kamis, 02 Juni 2011

JELANG 2009

*. Pra Wacana

Momentum pergantian tahun kali ini akan memberikan kesan yang sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. ada beberapa momentum penting menanti di tahun 2009, setidaknya dua ajang demokrasi akbar di Bangsa ini, yakni pemilihan umum legislatif dan pemilihan umum presiden & wakil presiden. mungkin sebagian orang ingin cepat tiba di tahun 2009, sebagian lagi belum siap untuk menerima kenyataan bahwa sebentar lagi tahun 2009 tiba. ada sejuta keindahan yang masih harus dinikmati di tahun 2008, di satu sisi barangkali belum ada kesiapan fisik dan psikis dalam menghadapi segala kenyataan yang mungkin akan terjadi di tahun yang baru. setuju atau tidak, yang nyata bahwa waktu akan dengan cepat menghantarkan kita ke masa depan.

Lazimnya, menjelang detik-detik pergantian tahun seperti ini, keberadaan peran paranormal mulai menampakkan eksistensinya, dan prediksi-prediksi metafisis atas peristiwa-peristiwa penting yang mungkin terjadi segera memenuhi kolom-kolom media. hal-hal klenik, tidak empirik masih menjadi primadona, alias tetap menjadi sesuatu yang berharga untuk dinikmati, diminati, diyakini, sambil menyisipkan seperangkat harapan-harapan tertentu agar yang menjadi nyata, cukup yang baik-baik saja. ini berarti, dominan segala keputusan hidup masih begantung pada sesuatu yang berada diluar kendali manusia, atau tanpa intervensi, dan tanpa bersinggungan dengan sejarah nyata kehidupan. seyogianya, prediksi atas masa yang akan datang mesti di dudukkan pada porsi yang sebenarnya. masa lalu adalah kenyataan sejarah, tapi dengan masa yang sudah terlewati itu, kita bisa melakukan refleksi-refleksi kritis atas apa yang mungkin terjadi pada masa selanjutnya.

Jadi kita tidak sekedar menggantungkan realita masa depan pada hukum alam atau pada garis sejarah yang berjalan terpisah dengan kehendak manusia, tapi realita masa depan yang selanjutnya akan terjadi harus bersesuaian dengan kehendak manusia. sederhananya, manusia harus diajari untuk memahami dan sekaligus menciptakan sejarahnya sendiri, sehingga ada relaksasi antara yang terjadi dan yang seharusnya terjadi.Tahun 2009 mungkin akan menjadi tahun paling keramat pada dekade ini. angka ganjil begitu sangat berarti bagi sebagian besar manusia. kata seorang filosof Yunani, Virgil, “numera deus impare gaudet”,(dewa-dewa sangat suka dengan bilangan ganjil)”. angka Sembilan adalah hasil penjumlahan angka tiga sebanyak tiga kali. angka tiga biasanya akrab dengan manifestasi-manifestasi spiritual manusia, dalam pengabdian dan penghambaannya kepada Yang Maha Kuasa. rasanya, makna pengabdian dan penghambaan manusia kepada Sang Adi Kodrati belumlah lengkap, tanpa simpul-simpul angka tiga dalam ekspresi spritualitas manusia.

Kita juga bisa menilik bagaimana permainan angka Pythagoras dalam memahami realita spiritual manusia, dan pandangan kosmologinya atas hakikat alam semesta. pada prinsipnya, beliau juga ikut menempatkan angka ganjil pada konteks pemaknaan yang lebih khusus dan berbeda.

Angka ganjil berakhir pada keEsaan dan ketunggalan. jika fenomena Dunia menghadirkan fakta bahwa segala sesuatunya hadir berpasang-pasangan pada asas binnary opposition atau contraria (saling bertentangan), tapi mengarah pada kehendak untuk saling melengkapi (sunt complementa), maka tidak demikian untuk angka ganjil. ia masih menyisakan sesuatu yang tetap satu dan mandiri. itulah substansi ke-Esaan. Dia menjadi ada untuk dirinya sendiri, hadir dan hanya bisa dilengkapi oleh, dari, dan untuk Dirinya sendiri (secara khusus, mungkin inilah yang dimaksud oleh Immanuel Kant tentang das ding an sich-nya). terlepas dari semua bait-bait puisi kegilaan ini, yang jelas awal tahun ganjil sudah menanti.

*. Kilas Balik Sejarah

Kita bisa sama-sama sepakat bahwa pada tahun kemarin masing-masing dari kita telah membuat banyak catatan sejarah. entah itu berguna bagi kebanyakan orang ataupun tidak, minimal itu bernilai dan meninggalkan sekelumit kesan untuk diri sendiri. persetan, entah kesannya positif atau negatif yang penting kita tidak munafik pada diri sendiri, dan kita bisa mengamininya sebagai sesuatu yang sudah seharusnya terjadi dan menerimanya dengan segala kearifan dan kebijaksanaan.

Yang menjadi penting saat ini adalah, bagaimana menciptakan sesuatu yang lebih baru dan lebih relevan dengan segala dimensi kekinian kita. masa lalu tidak mungkin harus diajak untuk kembali, karena mengajak masa lalu untuk kembali dengan menghadirkannya sebagai sebuah kenangan di masa kini, sama seperti mengarahkan diri untuk tidak hadir seutuhnya dan bersama dengan segala dimensi kekinian, ini merupakan bentuk pengkhianatan terhadap eksistensi diri. apa mungkin manusia bisa hidup pada suatu dimensi ruang masa kini, sedangkan dimensi waktu yang dihayati dan dipahaminya saat ini adalah waktu tentang masa lalu. tapi bukan berarti bahwa kita harus menepis semua memori masa lalu.

Jika banyak hal buruk yang pernah dilakukan di hari-hari kemarin, maka kita bisa menyeimbangkannya dengan mulai melakukan hal baik hari ini. sehingga hidup tidak dijerumuskan pada penderitaan eksistensi yang berkepanjangan. perbuatan buruk tetaplah sesuatu yang dapat menyisakan luka dan trauma psikologi. hampir belum pernah ada manusia yang menjadi bersyukur dan berbahagia pasca Ia melakukan suatu perbuatan buruk. juga, kenangan akan sebuah perbuatan tetaplah menjadi sesuatu yang berarti bagi setiap manusia. selama memori masih berfungsi, kita bisa memetik buah pelajaran yang berguna dari semua perbuatan itu.

Sebaliknya jika pada masa kemarin kita telah banyak melakukan perbuatan baik, bukan berarti bahwa pada masa kini kita harus lebih banyak melakukan perbuatan buruk sebagai salah satu cara untuk menyeimbangkannya. akan tetapi sebaiknya segala realisasi perbuatan baik yang pernah ada tersebut terus di pupuk dan di pertahankan sehingga muncul kepuasan diri dalam bereksistensi guna menjemput klimaks idealnya berkehidupan.

Untuk Bangsa ini, banyak hal yang masih harus di benahi. dalam rangka untuk membenahi itu sesungguhnya sudah berlangsung dari tahun ke tahun. satu masalah krusial berhasil diselesaikan, masalah baru kembali muncul dan minta untuk diselesaikan. seolah-olah setiap masalah senantiasa bereinkarnasi ke wujud-wujud yang berbeda ataupun sama, dengan derajat yang sama peliknya. lebih jauh, Bangsa ini sepertinya belum menemukan “pulau surga” sebagai tujuan dari pelayaran panjangnya. bahtera bangsa berlayar tanpa arah. ini bisa dibuktikan dengan tidak adanya konsistensi para pemimpin bangsa dalam meletakkan satu tujuan kehidupan berkebangsaan secara pasti, pemimpin baru lahir, berarti kita akan disuguhkan kembali dengan mimpi-mimpi baru. yang pada akhirnya kita hanya bisa bermimpi, tentang kapan bangsa ini bisa “survive”.

Untuk Maluku Utara, juga masih banyak PR yang belum terselesaikan. tidak perlu dijelaskan satu persatu, karena bagi kita semua yang bisa berpikir jernih, sudah sama-sama tahu persoalan apa saja yang dimaksud. yang terpenting, untuk membangun daerah ini butuh kearifan, kejujuran, dan keseriusan. momentum politik di tahun 2009 diharapkan dapat memberi sesuatu yang lebih berarti untuk bangsa maupun Daerah ini. sehingga kita bisa kembali tersenyum dalam mimpi tentang masih adanya harapan-harapan baru yang lebih menjanjikan untuk masa depan. sambil mencoba melupakan semua cerita kelam dan kepahitan di tahun kemarin. kita bisa meletakkan fondasinya mulai hari ini, dan yang akan melakukannya adalah kita semua.

Jangan terlalu banyak berharap pada para pemimpin dan pemimpi kita, karena mereka hanya sibuk dengan narsisisme dan egoisme mereka. kadang ada teriakan ajakan agar kita bisa lebih mencintai bangsa ini, negeri ini, sebuah gerakan cinta Indonesia, padahal kita semua tahu bahwa para pemimpin kita hari ini hanya mau mencintai diri sendiri, apa yang bisa diberikan oleh rakyat pada bangsa dan negaranya jika untuk memberi Sesuatu untuk diri sendiripun rakyat sudah tidak sanggup…!, rakyat terlalu lelah bercengkrama dengan kemiskinan mereka, mana mungkin rakyat rela mengabdi untuk bangsa ini jika bangsa dan Negara tidak pernah rela untuk mengabdi pada rakyatnya…!, apa mungkin nilai hidup harmoni di bangsa ini masih bisa di pertahankan jika rasa kemanusiaan sebagian dari kita telah hilang bersama waktu yang tak pernah berhenti untuk kompromi…,***.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar