SEKILAS TENTANG LOGICAL FRAMEWORK APPROACH (LFA)
a.
Prolog
Logical Framework Approach (LFA)
atau kerangka kerja logis merupakan
sebuah metode/pendekatan. Sebagai salah satu alat (tools), pendekatan ini disusun dengan
tujuan untuk meningkatkan sistematika perencanaan dan perkembangan suatu kegiatan. Dari
beberapa literatur, sedikit dapat dijelaskan tentang operasionalisasi LFA:
1. Analisis Situasi dan Masalah; situasi
kekinian, analisa masalah inti,
penyebab, hubungan sebab akibat setiap masalah.
2. Analisis Stakeholder; identifikasi
stakeholder, berbagai
kelompok kepentingan yang terlibat, bentuk keterlibatan dan hubungan antar
stakeholder yang tersebut.
3. Analisis Tujuan; menentukan kegiatan
untuk pemecahan masalah, melihat alternatif pemecahan masalah, melihat hubungan
antara tindakan yang dilakukan dan hasil yang mungkin dicapai.
4. Analisis Alternatif: urutan prioritas,
ketersediaan sumberdaya, kesinambungan program, dll.
b.
Kelebihan Penerapan LFA
LFA (Logical Framework Approach) bisa menjadi salah satu alat yang tepat
untuk menganalisis penting dan tidaknya sebuah proyek atau program
dilaksanakan, juga tentang tepat dan tidaknya sebuah proyek atau program
dilaksanakan. Dengan LFA, kita bisa mengetahui tentang penting dan tidaknya
sebuah program atau proyek dilaksanakan, karena LFA didasarkan pada penalaran
dari akar yang bisa memberi gambaran secara jelas tentang tujuan yang hendak
dicapai serta manfaat atau mudharat ketika program tersebut dilaksanakan. LFA
juga bisa menggambarkan tentang tepat dan tidaknya sebuah program atau proyek
dilaksanakan, hal ini akan sangat berkaitan dengan tingkat efisiensi dalam
penggunaan sumberdaya yang tersedia, LFA dapat menggambarkan relevansi
penggunaan sumberdaya dengan kemungkinan output
atau mungkin outcome sebagai
hasil dari penerapan sumberdaya tersebut, sehingga akan ada beragam pilihan
untuk menggunakan sumberdaya yang lebih tepat dalam menyelesaikan salah satu
persoalan yang kemungkinan timbul dari sebuah proyek/program.
Jika membandingkan dengan perumusan
hingga penetapan program yang dilaksanakan secara konvensional, rasanya LFA
memiliki manfaat yang jauh lebih besar. Pada banyak kasus, kita menemukan
adanya program yang kadang secara substansi sebenarnya belum terlalu penting
untuk dilaksanakan, tidak adanya kajian yang dalam serta kehati-hatian dalam
menelaah urgensi sebuah program berakibat pada kesimpulan yang tidak tepat,
sehingga sesuatu yang belum penting untuk dilaksanakan menjadi terlaksana dan
hal lain yang sesungguhnya sudah sangat penting untuk dilaksanakan pada
akhirnya menjadi terabaikan. Pada posisi ini, semestinya LFA harus diterapkan
sesuai dengan perannya untuk menelaah satu persatu apa yang mendasari sesuatu
merupakan sebuah program yang penting serta apa yang mendasari sesuatu yang
lain belum merupakan program yang penting atau urgen untuk dilaksanakan.
Demikian halnya, LFA dapat memberi
gambaran yang cukup jelas tentang apa tujuan yang hendak dicapai, darimana
sesuatu harus dimulai, serta resiko apa yang kemungkinan timbul dan harus
diminimalisir. Peran setiap individu atau stakeholder yang terlibat juga dapat
didudukkan secara tepat, sehingga masing-masing dapat bertanggungjawab untuk
melaksanakan tugas serta tanggungjawab tertentu dengan menggunakan sumberdaya
tertentu pula untuk satu tujuan yang sama. Dalam pelaksanaannya, LFA
menempatkan beragam alternatif kebijakan sebagai opsi yang mungkin dapat
dipilih oleh masing-masing stakeholder atau individu pelaksana yang
bertanggungjawab atas suatu tugas tertentu. Jadi, LFA merupakan sebuah metode
yang secara implementatif melibatkan banyak individu atau stakeholder dengan
tanggungjawab yang relatif berbeda tapi dengan tujuan yang sama, sehingga dalam
pelaksanaannya masing-masing dapat menetapkan kebijakan atau opsi kebijakan secara
otonom sebagai alternatif untuk pencapaian tujuan pada bidangnya, yang pada prinsipnya
dapat mendukung tujuan akhir dari keseluruhan individu atau stakeholder yang
terlibat.
LFA dapat digunakan sebagai alat
analisis untuk proyek yang sudah atau belum dilaksanakan. Pada proyek yang
sudah dilaksanakan, LFA dapat berfungsi sebagai alat analisis untuk melakukan
evaluasi atas sejauh mana sebuah program atau proyek dinyatakan berhasil
berdasarkan pada tujuannya, sehingga beragam kelemahan atau mungkin kekurangan
yang timbul selama pelaksanaannya dapat dianalisis untuk menemukan solusi yang
tepat dalam penyelesaiannya. Pada program atau proyek yang belum dilaksanakan,
LFA dapat diterapkan untuk lebih mengoptimalkan tujuan yang hendak dicapai, sumberdaya
yang tepat, serta aspek efisiensi dalam penggunaan sumberdaya. Dengan
pertimbangan ini, maka sudah barang tentu sebuah program atau proyek yang lebih
awal dirancang dengan analisis LFA akan memberi tujuan akhir yang lebih
berdayaguna dibanding dengan model perumusan program atau proyek yang dilakukan
secara konvensional.
a.
Kelemahan Penerapan LFA
Kelemahan yang patut dipertimbangkan
dalam penggunaan LFA adalah dari sisi waktu. Sehingga sesungguhnya penggunaan
LFA dalam perencanaan sebuah program atau proyek akan membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan perumusan program yang dilakukan dengan metode
konvensional.
Selain dari sisi waktu, sudah barang
tentu penerapan LFA dalam perancangan sebuah program akan membutuhkan pendanaan
yang sekiranya harus dengan jumlah yang lebih dibandingkan dengan perumusan
program yang tidak menerapkan metode LFA.
Dengan pertimbangan ini, maka sangat
mungkin penerapan LFA hanya boleh pada kegiatan yang sifatnya sangat penting
serta memiliki dampak yang luas dan dengan kebutuhan anggaran yang relatif
lebih besar. Karena sangat tidak mungkin sebuah proyek yang begitu penting,
berdampak pada banyak orang serta dengan pembiayaan yang relatif lebih besar
dilaksanakan dengan metode konvensional yang tidak mampu menakar secara jelas
peluang keberhasilan. Tetapi untuk program atau proyek lain dengan pembiayaan
yang relatif kecil, serta tidak memiliki dampak yang terlampau luas pada banyak
pihak, dan dengan pertimbangan alokasi waktu yang singkat, maka penerapan LFA
dapat dipertimbangkan untuk tidak digunakan.